Jumat, 02 Maret 2012

curcol* Ed.Ketua :)

menjadi seorang ketua atau pemimpin itu tidaklah mudah. mengapa? karena sederetan tugas dan amanah seketika akan dilampirkan dalam kehidupannya. mulai dari hal-hal sederhana seperti mengenal anggotanya, akrabisasi dengan semua anggotanya, menyelesaikan perselisihan yg mungkin terjadi, sampai pada hal-hal yang kadang merugikan dirinya sendiri baik secara langsung maupun tidak langsung. disamping itu, tentunya semua amanah yang ada itu akan diminta pertanggungjawabannya baik di dunia maupun di akhirat kelak.

bagi-bagi cerita, waktu SMA, tepatnya di awal tahun ajaran baru di kelas 3, ntah kenapa saat itu wali kelas gue menginginkan posisi ketua kelas diemban oleh seorang perempuan. padahal laki-laki udah berserakan di kelas. hahaha.singkat cerita, pemilihan ketua kelas dilaksanakan dan akhirnya gue terpilih dalam jabatan itu.
seneng ? nggak
sedih? nggak juga
takut? nggaaaak
bingung? IYA banget.
honestly, gue bingung mau ngapain, tapii yaa... jalanin aja. :)

sama hal nya seperti saat ini, meskipun tidak semudah saat SMA, kalo di SMA gampang-gampang-susah, kalo menjadi ketua mahasiswa  itu gampang-susah-susah. hahaha
mulai dari ngatur jadwal kuliah yang bentrok, anak2 yg pd pengen minta pindah jadwal, minta konfirmasi kehadiran dosen, menyediakan LCD, microphone, spidol, and bla bla bla.


tapi ya, inilah hidup, kalo cm gitu-gitu aja kpn bisa berkembang #eh. tinggal gimana masing-masingnya aja dalam ngejalaninnya.
banyak pasti pengalaman dan pelajaran yang bisa kita dapetin. because life is a choice :D

CATATAN AKUNTANSI


Menurut Mulyadi (2008: 218) catatan akuntansi yang digunakan adalah :
1.       Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan digunakan untuk mencatat  transaksi penjualan baik penjualan tunai maupun kredit.
2.      Kartu Piutang
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi mutasi piutang perusahaan kepada tiap debiturnya.
3.      Kartu Persediaan 
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap jenis persediaan.
4.       Kartu Gudang
Catatan akuntansi ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan fisik barang yang ada di gudang.
5.      Jurnal Umum
Jurnal ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama periode tertentu.


#JURNAL
Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi diperusahaan yang dilakukan secara kronologis (berdasarkan urut waktu terjadinya) dengan menunjukan rekening yang harus didebet dan dikredit beserta jumlah rupiahnya masing-masing.
Menurut Dr. Erhans dan Junaedi Yusuf (2000:76)
Jurnal yaitu formulir yang digunakan untuk mencatat dan mengelompokkan transaksi secara kronologis. Adapun proses pencatatan dapat digambarkan sebagai berikut:
Transaksi yang terjadi >> Surat bukti pembukuan >> Jurnal >> Perkiraan >> Neraca saldo
JURNAL (Journal) adalah catatan akuntansi permanen yang pertama (book of original entry), yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan secara kronologis dengan menyebutkan akun yang di Debet maupun yang di Kredit.
Fungsi jurnal meliputi :
1. Fungsi historis, yaitu jurnal merupakan kegiatan mencatat semua transaksi keuangan secara kronologis atau berurutan sesuai dengan tanggal terjadinya.
2. Fungsi mencatat, yaitu jurnal merupakan pencatatan yang lengkap terperinci, artinya semua transaksi dengan sumbernya harus dicatat tanpa ada yang ketinggalan.
3. Fungsi analisis, yaitu jurnal menganalisis transaksi untuk menentukan akun yang harus di Debet maaupun yang di Kredit.
4. Fungsi instruktif, yaitu jurnal merupakan perintah memposting dalam buku besar baik yang di Debet maupun yang di Kredit sesuai hasil analisis dalam jurnal.
5. Fungsi informatif, yaitu jurnal memberikan keterangan kegiatan perusahaan secara jelas.

Jurnal sangat penting dalam suatu sistem akuntansi karena adanya beberapa karakteristik berikut,
a.       Jurnal merupakan pencatatan akuntansi permanen pertama yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan.
b.      Pencatatan dalam jurnal biasanya lengkap dan terinci, serta menurut urutan tanggal kejadian transaksi.
c.       Jurnal harus dirancang sedemikian rupa karena jurnal merupakan catatan akuntansi yang pertama, sehingga tidak boleh terjadi satu transaksi pun yang tidak dicatat.
d.      Catatan yang dilakukan di dalam jurnal biasanya lengkap dengan penfjelasan, tanggal, dan informasi lain, karena akan digunakan untuk mengusut kembali ke dokumen sumbernya (formulir).
Jika transaksi perusahaan masih sedikit, jurnal umum sudah cukup memadai. Namun, jika transaksi sudah mulai banyak, maka dibutuhkan tambahan yang biasa disebut jurnal khusus, yang mana diperlukan karena:
-         Untuk mengumpulkan dan menggolongkan transaksi yang sama yang frekuensinya terjadinya tinggi.
-         Untuk mengurangi pekerjaan pembukuan ke dalam buku besar dan untuk menggolongkan transaksi yang dicatat.
-         Untuk memungkinkan pengerjaan pencatatan transaksi ke dalam jurnal dilakukan oleh beberapa orang.
-         Untuk menciptakan pengawasan intern.
Adapun prinsip-prinsip yang melandasi perancangan jurnal :
1.      Harus tersedia jurnal dalam jumlah yang cukup memadai sehingga memungkinkan perusahaan untuk menggunakan karyawan dalam mencatat dengan segera transaksi keuangan yang terjadi.
2.      Jurnal akan digunakan untuk memisahkan transaksi ke dalam penggolongan pokok tertentu, seperti penerimaan kas, pengeluaran kas, penjualan dan pembelian.
3.      Untuk mengurangi pekerjaan pembukuan yang terinci harus digunakan kolom-kolom khusus dalam jurnal, sehingga memungkinkan pembukuan (posting) jumlah per kolom ke dalam rekening yang bersangkutan di dalam buku besar.
4.      Nama kolom dalam jurnal harus sesuai dengan nama rekening yang bersangkutan dalam buku besar, yang akan menerima jumlah yang akan dibukukan dari jurnal.
5.      Kolom-kolom dalam jurnal digunakan untuk mengumpulkan angka yang akan diringkas dalam rekening yang bersangkutan dalam buku besar.
6.      Sedapat mungkin jurnal harus dirancang sedemikian rupa sehingga pekerjaan menyalin informasi dari dokumen sumbernya dibuat sangat minimum.
7.      Harus ditetapkan hubungan antara dokumen sumber tertentu dengan jurnal sehingga pertanggungjawaban kebenaran informasi dapat ditentukan.

# BUKU BESAR
Menurut Gito Brahmana,
Buku besar (Ledger) adalah kumpulan akun-akun yang digunakan untuk meringkas transaksi yang telah dicatat dalam jurnal. Buku besar juga dapat diartikan tahapan catatan terakhir dalam akuntansi (book of final entry) yang menampung ringkasan data yang sudah dikelompokan atau diklasifikasikan yang berasal dari jurnal.
Menurut SunFish ERP,
Buku Besar adalah pusat dari pencatatan perusahaan dari semua transaksi yang muncul. Terbentuk melalui penempatan transaksi dari jurnal umum yang merupakan ringkasan dari semua jurnal pembantu dan penelusuran history.


Dalam akuntansi, bagan akun standar adalah daftar nomor akun yang terdiri dari buku besar perusahaan. Bagan rekening perusahaan pada dasarnya merupakan sistem pengarsipan untuk mengelompokkan semua account sebuah perusahaan dan mengelompokkan semua transaksi sesuai dengan account mereka mempengaruhi.  Bagan rekening daftar kategori mungkin termasuk aktiva, kewajiban, ekuitas pemilik, pendapatan, harga pokok penjualan, biaya operasi, dan akun lain yang relevan.
Sebuah bagan akun standar diatur sesuai dengan sistem numerik. Setiap kategori utama akan dimulai dengan nomor tertentu, dan kemudian di sub-kategori dalam kategori besar semua akan dimulai dengan nomor yang sama. Sebagai contoh, jika aktiva tersebut diklasifikasikan dengan nomor yang dimulai dengan 1 digit, maka rekening kas mungkin diberi label 101, piutang mungkin diberi label 102, persediaan mungkin diberi label 103, dan seterusnya. Dan jika account kewajiban diklasifikasikan berdasarkan nomor yang dimulai dengan 2 digit, maka hutang akan diberi label 201, utang jangka pendek mungkin akan diberi label 202, dan seterusnya. 

Tergantung pada ukuran perusahaan, bagan rekening mungkin termasuk rekening beberapa lusin atau mungkin meliputi beberapa ribu rekening. Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan akun dapat kertas-based atau berbasis komputer. Bagan akun berguna untuk menganalisis transaksi masa lalu dan menggunakan data historis untuk memperkirakan tren masa depan. 

Prinsip dasar yang harus dijunjung oleh semua aturan prinsip-prinsip ini meliputi konsistensi, relevansi, reliabilitas, dan komparatif.

Yusuf, Junaedi & Dr. Erhans A. 2000. Akuntansi Berdasarkan Prinsip Akuntansi Indonesia. Jakarta: PT. Ercontara Rajawali
S. Purnomo, Budi. 2006. Accounting Principles I. Sumedang: Pusat Pelayanan dan Pengembangan Ekonomi (P3E)

PENGEMBANGAN SISTEM

A.    Tujuan Pengembangan Sistem
Salah satu tujuan dari pengembangan sistem informasi akuntansi adalah menambah nilai bagi perusahaan. Sistem informasi akuntansi dapat memberi nilai tambah dengan :
a.       Memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu.
b.      Penerapan sistem informasi akuntansi meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya dalam mengumpulkan informasi ekonomi.
c.       Membantu serta meningkatkan kualitas keputusan yang akan diambil oleh pihak manajemen.
d.      Meningkatkan pembagian pengetahuan (knowledge sharing).

B. Siklus Pengembangan Sistem
Untuk dapat merancang sebuah Sistem Informasi Akuntansi, kita harus melalui tahapan-tahapan pengembangan sistem yaitu,
1.      Perencanaan (Planning)
Dalam tahap ini, pengembang sistem melakukan perencanaan mengenai SIA yang akan dibuat. Seberapa besar perubahan yang harus dibuat dari sistem awal, infrastruktur apa saja yang dibutuhkan, berapa besar biaya pengembangan dan manfaat yang nantinya akan dihasilkan. Hasil akhir dari tahap perencanaan ini adalah proposal proyek atau dokumen perencanaan proyek.
2.       Analysis (Analsis)
Dalam tahap ini, pengembang sistem melakukan analsis mengenai data-data apa saja yang harus dikelola, informasi apa saja yang harus dihasilkan, apa saja Entitas dan bagaimana Relationshipnya. Hasil dari tahap ini adalah ER-Diagram. Selain itu, analisis mengenai pengendalian internal (internal control) juga perlu dilakukan. SIA sangat terkait dengan SPI (Struktur Pengendalian Internal), karena informasi yang dihasilkan dari SIA harus memenuhi karakteristik kualitatif informasi. Untuk dapat memenuhi karakteristik kualitatif informasi tersebut, SIA harus digunakan juga sebagai bagian dari SPI. Adapun komponen dari SPI adalah Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, Aktivitas Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, Pengawasan (Monitoring). Dalam tahap Aktivitas Pengendalian, terdapat Pengendalian Umum (General Control) dan Pengendalian Aplikasi (Application Control).
3.      Perancangan (Design)
Dalam tahap ini, pengembang sistem merancang SIA dalam DBMS (Database Management System). ER-Diagram dan Pengendalian atas risiko yang mungkin muncul, diterapkan dalam rancangan aplikasi menggunakan DBMS, sehingga akan menghasilkan aplikasi SIA. Bila lebih mutakhir, aplikasi SIA dapat dibuat terintegrasi antar siklus (akan dibahas dalam pembahasan selanjutnya, siklus transaksi).
4.       Implementasi (Implementation)
Dalam tahap ini, pengembang sistem mengimplementasikan SIA dalam organisasi. Permasalahan yang biasa terjadi adalah penolakan karyawan atas sistem baru (user resistance). Ada beberapa metoda yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan ini seperti phased in, parallel, direct, big-bang, dan lain sebagainya.
5.       Pascaimpelementasi (Post Implementation)
Dalam tahap ini, sistem yang sudah diterapkan diperiksa secara berkala. Bugs-bugs yang muncul dibenahi, pemutakhiran field dalam table dilakukan jika terdapat transaksi atau data baru, atau pengelolaan konsistensi data.

Definisi Analisis Sistem :
Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan.

Tahap analisis dilakukan setelah tahap perencanaan sistem dan sebelum tahap desain sistem. Tahap ini merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan dalam tahap ini menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya. Misalnya anda dihadapkan pada suatu sistem untuk menentukan seberapa jauh sistem tersebut telah mencapai sasarannya. Jika sistem mempunyai beberapa kelemahan, anda harus dapat menemukannya. Tugas ini yang disebut sebagai analisis sistem.

Tugas utama dari menganalisis sistem meliputi :
§  Menentukan lingkup sistem
§  Mengumpulkan fakta
§  Menganalisis fakta
§  Mengkomunikasikan temuan-temuan tersebut melalui laporan analisis sistem

Fakta merupakan bagian dari informasi yang menunjukkan realita, situasi dan relasi yang menjamin analisis dan pemodelan.

LANGKAH-LANGKAH DI DALAM ANALISIS SISTEM
Langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem adalah :
1. Identify, mengidentifikasi masalah
2. Understand, memahami kerja sistem yang ada
3. Analyze, menganalisis sistem
4. Report, membuat laporan hasil analisis
Untuk masing-masing langkah ini, beberapa tugas perlu dilakukan oleh analis sistem. Supaya memudahkan untuk melakukan koordinasi dan pengawasan, koordinator tim analis dapat membuat suatu kertas kerja yang memuat tugas-tugas yang harus dikerjakan  untuk masing-masing langkah analisis sistem ini.
Menurut Abdul Kadir (2003: 38) analisis sistem mencakup analisis kelayakan dan analisis kebutuhan yaitu :
  1. Analisis kelayakan
Analisis kelayakan merupakan proses yang mempelajari atau menganalisa permasalahan yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan akhir yang akan dicapai. Analisis kelayakan digunakan untuk menentukan kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan. Tahapan ini berguna untuk memastikan bahwa solusi yang diusulkan tersebut benar-benar dapat tercapai dengan sumber daya dan dengan memperhatikan kendala yang terdapat pada permasalahan serta dampak terhadap lingkungan sekeliling. Lima macam kelayakan dalam merancang sistem informasi yaitu kelayakan teknik, kelayakan ekonomi, kelayakan operasi, kelayakan hukum dan kelayakan jadwal.
  1. Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan proses untuk menghasilkan spesifikasi kebutuhan. Spesifikasi kebutuhan adalah spesifikasi yang rinci tentang pengolahan data yaitu jumlah data yang harus diproses, waktu pengolahan saat data siap diproses sampai informasi yang dihasilkan. Spesifikasi ini digunakan untuk membuat  kesepakatan dalam pengembangan sistem.

TIGA KATEGORI DESAIN SISTEM
1.      Sistem Global-based
2.      Sistem group-based
3.      Sistem local-based

1.      Sistem global-based (berbasis global)
Untuk mendesain sistem yang berbasis global (global-based) membutuhkan pemeriksaan secara seksama dan lengkap atau penggantian dari seluruh komponen desain umum. Beberapa tipe perubahan yang umum adalah :
-          Output yang lama : dari laporan berbentuk tabel setiap bulannya menjadi layar grafik berwarna 2 atau 3 dimensi
-          Proses baru dibuat
-          Input diambil dari peralatan scan daripada dengan pensil dan kertas
-          Database hirarki lama diubah ke database relasional baru dengan standar bahasa query
-          Kontrol yang bervariasi diinstal, termasuk UPS, DRP, peralatan enkripsi dan peralatan kontrol akses biometri
-          Platform teknologi baru yang menggabungkan seluruh topologi jaringan organisasi (komputer dan peralatannya) yang mendukung
-          Membutuhkan beberapa tim proyek yang langsung ditunjuk dari CIO.
-          Lembar kerjanya berisi semua komponen desain umum berikut deskripsi masing2 secara umum.
Beberapa alternatif diberikan ke user untuk direview dan diketahui. Setelah direview, alternatif beberapa aspek dapat digabungkan untuk dibuat gabungannya. Beberapa di antaranya dapat diterima atau dapat ditolak. Sekali sudah direview oleh user dan para professional sistem, desain ini siap untuk masuk ke tahap selanjutnya yaitu fase evaluasi dan seleksi (minggu 7).

2.      Sistem group-based (berbasis kelompok)
Sistem ini melayani cabang2 atau group user khusus dalam organisasi. Kelompok ini memiliki kebutuhan khusus untuk menyelesaikan pekerjaan dan membuat keputusan yang tepat. Perancang sistem yang bekerja pada group ini perlu memiliki pengetahuan tentang bekerja pada sistem group-based. Perancang tidak perlu memusatkan perhatian ke perancangan desain sistem tertentu seperti database dan platform teknologi tetapi pada output, input, proses, kontrol dan
untuk platform teknologi, khusus untuk group local (LAN).

3.      Sistem local-based (berbasis local)
Sistem ini khusus didesain untuk beberapa orang, sering satu atau dua, untuk aplikasi khusus tambahan. User memiliki PC dan ia direncanakan untuk memiliki sistemnya. Professional sistem umumnya dipakai untuk bekerja sama dengan user menganalisis mendesain, mengevaluasi sistem yang berbeda, memilih satu dan mengimplementasikan dengan menggunakan jaringan dan pendukungnya.

EMPAT KUNCI ELEMEN DARI RAPID APPLICATION DESIGN (RAD) UNTUK
MENDESAIN SISTEM
RAD dipopulerkan oleh James Martin.
Sinergismenya adalah bahwa RAD menggabungkan elemen2 yang bekerja sama
sehingga dampak keseluruhannya lebih besar dibandingkan dengan jumlah
dampak per individu/ masing2.
§  Joint application development (JAD)
§  Specialist with advanced tools (SWAT) teams
§  Computer-aided System and Software Engineering (CASE) tools
§  Prototyping

JAD
Efektif untuk digunakan di sistem global-based. JAD dapat juga dipakai di sistem group-based mau pun local-based. Kunci utamanya adalah joint; user dan professional sistem bekerja sama untuk menganalisis dan mendesain sistem.

Model perancangan mental desainer
Model ini diformulasikan dari pengalaman, pengetahuan, studi lapangan dan input dari interaksi yang dilakukan dengan user.
Model desain mental user
Idealnya model ini dan model desain sistem konseptual adalah sama. Interaksi joint dan proses desain diulang hingga model desain sistem konseptual sama dengan model desain mental user.

SWAT team
Terdiri dari 3 atau 4 profesional sistem yang memiliki kemampuan dan motivasi. Tim proyek yang kecil lebih produktif dibandingkan dengan tim proyek untuk sistem yang lebih besar.

Tool CASE
Digunakan oleh tim SWAT untuk menambah produktifitas dan kualitas kerja dari membangun sistem.
·         Menambah disiplin
·         Mengurangi kesalahan dan kekosongan desain
·         Mengurangi kerja sistem yang berulang.

Prototyping
Bekerja dengan JAD dimana user ditunjukkan dengan apa yang akan mereka dapatkan dan meresponnya. CASE memfasilitasi prototyping untuk membuat desain layar, model2 yang bervariasi dan dialog yang cepat serta untuk memodifikasinya saat berinteraksi dengan user.
Dengan RAD, penyusunan prototyping tidak dibuang, tetapi menjadi bagian dari desain sistem akhir. Pendekatannya mencapai aturan 80:20, 80% permintaan user dapat dipenuhi dengan 20% desain sistem. Tim SWAT bekerja di akhir dari sistem. Pengalaman user membantu tim SWAT dalam mendefinisikan perubahan2 yang tidak terbayangkan. Macam dari aturan 80:20 ini untuk membangun sistem adalah teknik kotak waktu DuPont (time box technique) dimana proyek sistem harus diselesaikan tidak lebih dari 90 hari. Pendekatan ini lebih ke teknik manajemen proyek. Jika melebihi 90 hari berarti kehilangan kesempatan bisnis dan akan melebihi estimasi waktu dan uang.

IMPLEMENTASI SISTEM
Mencakup:
1. Rencana Implementasi
2. Tanggapan karyawan terhadap sistem baru
3. Metode penerapan sistem
4. Implementasi sistem
5. Laporan Akhir

Rencana implementasi Sistem
• Implementasi sistem adalah meliputi penyiapan peralatan, penyusunan program, pelatihan karyawan, penyiapan jaringan, dan uji coba sistem.
• Implementasi harus direncanakan dengan baik agar sesuai dengan tujuan pengembangan sistem
• Metode perencanaan sistem yang dapat digunakan meliputi: Gantt chart, network diagram, PERT dan CPM
Gantt Chart adalah suatu bentuk grafik batang yang menunjukkan urutan suatu kegiatan (time schedule)
• Setiap batang mewakili satu jenis kegiatan, panjang batang menunjukkan lama kegiatan
• Setiap kegiatan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu rencana dan realisasi kegiatan
• Bagan tersebut dapat menujukkan dimulai dan berakhirnya kegiatan, beberapa kegiatan dapat dimulai secara bersamaan
Network Diagram Adalah diagram yang menunjukkan suatu urut-urutan kegiatan dalam suatu proyek dalam bentuk jaringan (struktur)
• Dapat menunjukkan urutan kegiatan dengan jelas
• Tetapi kurang informatif (tdk menunjukkan biaya dan waktu)
PERT dan CPM Adalah suatu diagram jaringan yang menunjukkan perkiraan waktu dan biaya untuk menyelesaikan suatu proyek
• Menunjukkan kapan suatu kegiatan dimulai
• Menunjukkan waktu pelaksanaan
• Menunjukkan besarnya biaya yang dibutuhkan
• Dapat ditentukan jalur mana yang akan ditempuh agar semua kegiatan dapat diselesaikan dengan waktu terpendek

Tanggapan karyawan
Terdapat 3 kemungkinan reaksi karyawan terhadap sistem yang baru:
1. Karyawan takut dan curiga bahwa sistem yang baru akan sulit dilakukan dan banyak kesalahan.
2. Karyawan menolak sistem baru, karena ia selama ini merasa diuntungkan dengan adanya sistem lama
3. Karyawan sangat setuju dan antusias dengan sistem yang baru.
Untuk menghindari hal-hal yang merugikan maka perusahaan mengkomunikasikan mengenai sistem baru tersebut:
• Keunggulan sistem yang baru
• Tidak adanya pengurangan karyawan
• Adanya pelatihan karyawan tentang sistem baru
• Hal lainnya yang berkaitan dengan sistem baru

Implementasi meliputi berbagai kegiatan
yang tidak lebih mudah dari desain sistem,
yaitu meliputi:
1. Penyiapan hardware dan jaringan
2. Penyiapan software (pembuatan program)
3. Pemilihan dan pelatihan karyawan
4. Pengujian program dan prosedur
5. Pembuatan dokumentasi
6. Konversi data

Metode Perubahan sistem
• Terdapat 5 cara penerapan sistem baru:
1. Perubahan secara langsung, sistem baru diterapkan dan sistem lama langsung dihentikan
2. Perubahan secara paralel, sistem baru dijalankan bersama-sama dengan sistem lama, jika sistem baru tidak ada masalah maka sistem lama dihentikan pemakaiannya.
3. Perubahan secara bertahap, perubahan sistem lama ke sistem baru dilakukan perjenis kegiatan
setelah sistem yang baru dianggap telah ok
4. Perubahan secara moduler, perubahan sistem lama ke sistem baru dilakukan permodul (misalnya sistem penjualan, dilanjutkan sistem pembelian dst.)
5. Perubahan secara terdistribusi, mirip dengan perubahan secara moduler hanya saja perubahannya meliputi berbagai lokasi/cabang.

Laporan Akhir
Laporan akhir berisi:
1. Hasil implementasi yang telah dilakukan
2. Batas tanggung jawab (garansi)
3. Pemeliharaan berkelanjutan

febriani.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../Analisis+Sistem.pdf
dewiar.staff.gunadarma.ac.id/.../files/.../M6-Perancangan+Umum.pdf
aksartono.edublogs.org/files/.../bab-3-sia-implementasi-sistem7.pdf


Pernikahan Impian

Aloha ! kamu dan si-doi lagi ada di tahap apa nih, masih PDKT kah, perkenalan keluarga kah, atau masih “jalanin dulu aja”? Anyways .. d...