Menurut
Mulyadi (2008: 218) catatan akuntansi yang digunakan adalah :
1.
Jurnal
Penjualan
Jurnal penjualan digunakan untuk mencatat transaksi penjualan baik penjualan tunai maupun kredit.
Jurnal penjualan digunakan untuk mencatat transaksi penjualan baik penjualan tunai maupun kredit.
2.
Kartu Piutang
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi mutasi piutang perusahaan kepada tiap debiturnya.
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi mutasi piutang perusahaan kepada tiap debiturnya.
3.
Kartu Persediaan
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap jenis persediaan.
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap jenis persediaan.
4.
Kartu
Gudang
Catatan akuntansi ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan fisik barang yang ada di gudang.
Catatan akuntansi ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan fisik barang yang ada di gudang.
5.
Jurnal Umum
Jurnal ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama periode tertentu.
Jurnal ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama periode tertentu.
#JURNAL
Jurnal adalah alat
untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi diperusahaan yang dilakukan
secara kronologis (berdasarkan urut waktu terjadinya)
dengan menunjukan rekening yang harus didebet dan dikredit beserta jumlah
rupiahnya masing-masing.
Menurut Dr.
Erhans dan Junaedi Yusuf (2000:76)
Jurnal
yaitu formulir yang digunakan untuk mencatat dan mengelompokkan transaksi
secara kronologis. Adapun proses pencatatan dapat digambarkan sebagai berikut:
Transaksi
yang terjadi >> Surat bukti pembukuan >> Jurnal >> Perkiraan
>> Neraca saldo
JURNAL (Journal) adalah
catatan akuntansi permanen yang pertama (book of original entry), yang
digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan secara kronologis dengan
menyebutkan akun yang di Debet maupun yang di Kredit.
Fungsi jurnal meliputi :
1. Fungsi historis, yaitu jurnal
merupakan kegiatan mencatat semua transaksi keuangan secara kronologis atau
berurutan sesuai dengan tanggal terjadinya.
2. Fungsi mencatat, yaitu jurnal
merupakan pencatatan yang lengkap terperinci, artinya semua transaksi dengan
sumbernya harus dicatat tanpa ada yang ketinggalan.
3. Fungsi analisis, yaitu jurnal
menganalisis transaksi untuk menentukan akun yang harus di Debet maaupun yang
di Kredit.
4. Fungsi instruktif, yaitu
jurnal merupakan perintah memposting dalam buku besar baik yang di Debet maupun
yang di Kredit sesuai hasil analisis dalam jurnal.
5. Fungsi informatif, yaitu
jurnal memberikan keterangan kegiatan perusahaan secara jelas.
Jurnal
sangat penting dalam suatu sistem akuntansi karena adanya beberapa
karakteristik berikut,
a.
Jurnal merupakan pencatatan akuntansi permanen
pertama yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan.
b.
Pencatatan dalam jurnal biasanya lengkap dan
terinci, serta menurut urutan tanggal kejadian transaksi.
c.
Jurnal harus dirancang sedemikian rupa karena
jurnal merupakan catatan akuntansi yang pertama, sehingga tidak boleh terjadi
satu transaksi pun yang tidak dicatat.
d.
Catatan yang dilakukan di dalam jurnal biasanya
lengkap dengan penfjelasan, tanggal, dan informasi lain, karena akan digunakan
untuk mengusut kembali ke dokumen sumbernya (formulir).
Jika transaksi perusahaan masih sedikit, jurnal umum sudah
cukup memadai. Namun, jika transaksi sudah mulai banyak, maka dibutuhkan
tambahan yang biasa disebut jurnal khusus, yang mana diperlukan karena:
-
Untuk mengumpulkan dan menggolongkan transaksi
yang sama yang frekuensinya terjadinya tinggi.
-
Untuk mengurangi pekerjaan pembukuan ke dalam
buku besar dan untuk menggolongkan transaksi yang dicatat.
-
Untuk memungkinkan pengerjaan pencatatan
transaksi ke dalam jurnal dilakukan oleh beberapa orang.
-
Untuk menciptakan pengawasan intern.
Adapun prinsip-prinsip yang melandasi perancangan jurnal :
1.
Harus tersedia jurnal dalam jumlah yang cukup
memadai sehingga memungkinkan perusahaan untuk menggunakan karyawan dalam
mencatat dengan segera transaksi keuangan yang terjadi.
2.
Jurnal akan digunakan untuk memisahkan transaksi
ke dalam penggolongan pokok tertentu, seperti penerimaan kas, pengeluaran kas,
penjualan dan pembelian.
3.
Untuk mengurangi pekerjaan pembukuan yang terinci
harus digunakan kolom-kolom khusus dalam jurnal, sehingga memungkinkan
pembukuan (posting) jumlah per kolom ke dalam rekening yang bersangkutan di
dalam buku besar.
4.
Nama kolom dalam jurnal harus sesuai dengan nama
rekening yang bersangkutan dalam buku besar, yang akan menerima jumlah yang
akan dibukukan dari jurnal.
5.
Kolom-kolom dalam jurnal digunakan untuk
mengumpulkan angka yang akan diringkas dalam rekening yang bersangkutan dalam
buku besar.
6.
Sedapat mungkin jurnal harus dirancang sedemikian
rupa sehingga pekerjaan menyalin informasi dari dokumen sumbernya dibuat sangat
minimum.
7.
Harus ditetapkan hubungan antara dokumen sumber
tertentu dengan jurnal sehingga pertanggungjawaban kebenaran informasi dapat
ditentukan.
# BUKU
BESAR
Menurut Gito Brahmana,
Buku besar (Ledger)
adalah kumpulan akun-akun yang digunakan untuk meringkas transaksi yang telah
dicatat dalam jurnal. Buku besar juga dapat diartikan tahapan catatan terakhir dalam
akuntansi (book of final entry) yang menampung ringkasan data yang
sudah dikelompokan atau diklasifikasikan yang berasal dari jurnal.
Menurut SunFish ERP,
Buku Besar adalah pusat dari
pencatatan perusahaan dari semua transaksi yang muncul. Terbentuk melalui
penempatan transaksi dari jurnal umum yang merupakan ringkasan dari semua
jurnal pembantu dan penelusuran history.
Dalam
akuntansi, bagan akun standar adalah daftar nomor akun yang terdiri dari buku
besar perusahaan. Bagan rekening perusahaan pada dasarnya merupakan sistem
pengarsipan untuk mengelompokkan semua account sebuah perusahaan dan mengelompokkan
semua transaksi sesuai dengan account mereka mempengaruhi. Bagan rekening
daftar kategori mungkin termasuk aktiva, kewajiban, ekuitas pemilik,
pendapatan, harga pokok penjualan, biaya operasi, dan akun lain yang relevan.
Sebuah
bagan akun standar diatur sesuai dengan sistem numerik. Setiap kategori utama
akan dimulai dengan nomor tertentu, dan kemudian di sub-kategori dalam kategori
besar semua akan dimulai dengan nomor yang sama. Sebagai contoh, jika aktiva
tersebut diklasifikasikan dengan nomor yang dimulai dengan 1 digit, maka
rekening kas mungkin diberi label 101, piutang mungkin diberi label 102,
persediaan mungkin diberi label 103, dan seterusnya. Dan jika account kewajiban
diklasifikasikan berdasarkan nomor yang dimulai dengan 2 digit, maka hutang
akan diberi label 201, utang jangka pendek mungkin akan diberi label 202, dan
seterusnya.
Tergantung pada ukuran perusahaan, bagan rekening mungkin termasuk rekening beberapa lusin atau mungkin meliputi beberapa ribu rekening. Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan akun dapat kertas-based atau berbasis komputer. Bagan akun berguna untuk menganalisis transaksi masa lalu dan menggunakan data historis untuk memperkirakan tren masa depan.
Prinsip dasar yang harus dijunjung oleh semua aturan prinsip-prinsip ini meliputi konsistensi, relevansi, reliabilitas, dan komparatif.
Tergantung pada ukuran perusahaan, bagan rekening mungkin termasuk rekening beberapa lusin atau mungkin meliputi beberapa ribu rekening. Tergantung pada kecanggihan dari perusahaan, bagan akun dapat kertas-based atau berbasis komputer. Bagan akun berguna untuk menganalisis transaksi masa lalu dan menggunakan data historis untuk memperkirakan tren masa depan.
Prinsip dasar yang harus dijunjung oleh semua aturan prinsip-prinsip ini meliputi konsistensi, relevansi, reliabilitas, dan komparatif.
Yusuf,
Junaedi & Dr. Erhans A. 2000. Akuntansi
Berdasarkan Prinsip Akuntansi Indonesia. Jakarta: PT. Ercontara Rajawali
S. Purnomo, Budi. 2006. Accounting Principles I. Sumedang: Pusat
Pelayanan dan Pengembangan Ekonomi (P3E)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar